Permainan Tradisional Desa Lalowata – Sulawesi Tenggara yang Penuh Makna
Indonesia dikenal sebagai negeri yang kaya akan budaya dan tradisi, termasuk permainan tradisional rakyat yang masih lestari hingga hari ini. Salah satu tempat yang menyimpan warisan budaya tersebut adalah Desa Lalowata, sebuah desa kecil yang terletak di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara. Meski berada jauh dari hiruk pikuk kota besar, desa ini menyimpan pesona melalui permainan tradisional yang tidak hanya menghibur, tapi juga sarat nilai kebersamaan dan kearifan lokal.
Sekilas Tentang Desa Lalowata
Desa Lalowata merupakan bagian dari wilayah pesisir di Sulawesi Tenggara yang terkenal dengan kekayaan alam dan budaya lokalnya. Masyarakat di sini mayoritas berprofesi sebagai petani, nelayan, dan pengrajin lokal. Meski zaman terus berkembang, penduduk Lalowata masih mempertahankan berbagai tradisi nenek moyang, salah satunya melalui permainan tradisional yang biasa dimainkan saat waktu senggang atau saat perayaan adat.
Permainan Tradisi Bermain di Tengah Alam
Salah satu hal yang menarik dari permainan tradisional di Lalowata adalah kebiasaannya dimainkan di ruang terbuka seperti lapangan desa, tepi pantai, atau halaman rumah. Anak-anak hingga orang dewasa ikut serta, menjadikan permainan sebagai sarana interaksi sosial dan hiburan tanpa gadget.
Jenis-Jenis Permainan Tradisional di Lalowata
Beberapa permainan tradisional khas Desa Lalowata memang mirip dengan permainan tradisional dari daerah lain di Indonesia, tetapi memiliki ciri khas tersendiri dalam pelafalan, alat, atau cara memainkannya.
1. Gasing Kayu (Mongga)
Mongga atau gasing kayu adalah salah satu permainan favorit anak-anak laki-laki di Lalowata. Gasing terbuat dari kayu keras yang dipahat dengan tangan, lalu diputar menggunakan tali yang dililit. Permainan ini biasanya dilakukan di tanah lapang, dan pemenangnya adalah yang gasinya berputar paling lama. Selain melatih motorik, permainan ini juga melatih ketangkasan dan ketelitian dalam memutar gasing.
2. Main Kelereng (Katte-katte)
Mirip dengan daerah lain, permainan katte-katte atau kelereng juga menjadi bagian dari masa kecil anak-anak di Lalowata. Biasanya dimainkan di sore hari, permainan ini mengasah strategi dan konsentrasi karena pemain harus menjatuhkan kelereng lawan dari lingkaran kecil yang digambar di tanah.
3. Lari Balok (Ruru Batu)
Ruru Batu adalah permainan adu cepat sambil membawa balok kayu kecil di atas kepala atau tangan. Uniknya, permainan ini biasa dilakukan saat perayaan adat atau hari libur desa. Bukan sekadar lomba lari, tapi simbol kekuatan, keseimbangan, dan kegembiraan warga desa.
4. Lompat Tali (Kabe-kabe)
Permainan Kabe-kabe adalah versi lokal dari lompat tali yang menggunakan tali dari karet bekas atau serat alami. Permainan ini lebih sering dimainkan oleh anak perempuan dengan lagu-lagu lokal yang dinyanyikan bersama. Tali dinaikkan secara bertahap mulai dari mata kaki hingga kepala, dan siapa yang bisa melompati paling tinggi tanpa mengenai tali menjadi pemenang.
Nilai Budaya dalam Permainan Tradisional
Permainan tradisional di Desa Lalowata bukan hanya soal kesenangan. Setiap permainan mengandung nilai edukatif dan sosial yang penting untuk pertumbuhan anak-anak dan penguatan komunitas.
1. Kebersamaan dan Gotong Royong
Permainan tradisional umumnya dimainkan secara berkelompok. Ini melatih anak-anak untuk bekerja sama, menghargai teman, dan menyelesaikan masalah bersama-sama.
2. Kreativitas dan Kemandirian
Banyak alat permainan dibuat sendiri dari bahan alam seperti kayu, batu, atau daun. Hal ini melatih kreativitas sekaligus mengajarkan anak-anak memanfaatkan lingkungan sekitar secara bijak.
3. Pelestarian Bahasa dan Lagu Daerah
Beberapa permainan seperti lompat tali disertai lagu-lagu dalam bahasa daerah Tolaki atau Bugis. Ini membantu menjaga eksistensi bahasa ibu yang perlahan mulai tergerus zaman.
Tantangan dan Harapan
Meski masih dimainkan di beberapa kesempatan, permainan tradisional mulai tergeser oleh gawai dan permainan digital. Anak-anak lebih tertarik pada smartphone daripada main di luar rumah. Untuk itu, perlu dukungan dari orang tua, guru, dan tokoh adat agar warisan budaya ini tetap hidup.harum108
Upaya Pelestarian oleh Warga
Beberapa komunitas di Desa Lalowata sudah mulai membuat program “Hari Main Tradisional” setiap akhir pekan, di mana anak-anak diajak untuk bermain bersama dan mengenal kembali permainan nenek moyang. Sekolah-sekolah juga mulai memasukkan permainan lokal ke dalam kegiatan ekstrakurikuler.
Kesimpulan
Permainan tradisional di Desa Lalowata adalah warisan budaya yang indah dan bermakna. Ia bukan hanya sekadar hiburan, tapi juga bagian dari pendidikan karakter, pelestarian alam, dan identitas budaya masyarakat Sulawesi Tenggara. Di tengah modernisasi yang serba cepat, permainan ini menjadi pengingat bahwa kebahagiaan tidak harus datang dari teknologi—tapi bisa tumbuh dari tawa sederhana di halaman rumah bersama teman-teman.
Yuk, kita jaga dan lestarikan permainan tradisional agar anak cucu kita bisa tetap menikmatinya di masa depan!harum 108
No responses yet