Categories:

Lalowata yito tala tuwawu lo desa to Kecamatan Latoma, Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara, Indonesia. Ini merupakan cerita dari seorang anak pelajar di desa Lalowata.

seoarang palajat yang menceritakan tentang desa lalowata

Namaku Danu, seorang pelajar kelas 2 SMP yang tinggal di desa Lalowata, sebuah desa kecil yang tenang di antara lembah dan perbukitan hijau Sulawesi Tenggara. Setiap pagi, aku menyusuri jalan setapak yang masih berembun untuk pergi ke sekolah. Suara burung dan desiran angin di pepohonan adalah lagu yang mengiringi langkahku. Meski sederhana, kehidupanku di desa ini penuh dengan warna, cerita, dan harapan.

Aku sangat mencintai desaku. Di sinilah aku belajar arti kebersamaan, gotong royong, dan saling menghargai. Setiap minggu, warga desa berkumpul di balai desa untuk berdiskusi atau sekadar berbagi cerita. Orang dewasa berdiskusi tentang pembangunan irigasi baru, sementara anak-anak bermain layangan atau sepak bola di lapangan kecil. Kegiatan seperti ini yang membuat kami dekat satu sama lain.

Lalowata bukan hanya sekadar tempat tinggal, melainkan tempat lahirnya budaya dan tradisi yang terus dijaga dengan penuh cinta. Nenekku sering bercerita tentang adat dan upacara yang dulu sering dilakukan – seperti pabitara atau puutobu, tradisi adat suku Tolaki yang masih terus dirawat oleh para sesepuh di desa kami. Aku suka duduk di samping nenek sambil mendengarkan kisah-kisah masa lalu, dan diam-diam aku menuliskannya di buku catatanku agar tidak hilang ditelan waktu. harum108

Sayangnya, zaman sekarang sudah banyak yang berubah. Banyak anak muda yang mulai meninggalkan desa untuk merantau, mencari kehidupan yang lebih baik di kota. Tapi aku punya mimpi yang berbeda. Aku ingin membuktikan bahwa desa kami juga bisa maju, bisa berkembang dengan tetap menjaga identitas dan warisan budayanya. Aku bermimpi suatu hari nanti Lalowata akan dikenal luas, bukan hanya karena keindahan alamnya, tapi juga karena masyarakatnya yang hebat, dan pemudanya yang tidak malu dengan asal-usulnya.

Salah satu langkah kecilku adalah belajar dan terus belajar. Aku ingin bisa membuat website desa, memperkenalkan potensi alam, budaya, dan bahkan kuliner khas yang belum banyak orang tahu. Bayangkan, desa kita punya madu hutan, tenun khas Tolaki, dan kebun kakao yang luas—semua itu bisa menjadi nilai ekonomi yang kuat jika dipromosikan dengan baik. Aku ingin menjadi bagian dari perubahan itu.

Aku tahu ini bukan jalan yang mudah. Tapi dengan dukungan guru, orang tua, dan teman-teman yang memiliki semangat serupa, aku yakin perubahan itu bisa dimulai. Lalowata bukan hanya tempat tinggal, tapi tempat kami menanam harapan. Kami, generasi muda desa, bukan hanya pewaris tanah leluhur, tapi juga penjaga masa depan desa tercinta.





















No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *